Jakarta- WN,
Menteri Pembangunan Desa dan Transmigrasi (PDT) Marwan Jafar menyebutkan tiga penyebab utama yang menjadikan sejumlah warga di 10 desa di Nunukan Kalimantan Bagian Utara (Kaltara) lebih memilih tinggal di negara tetangga Malaysia. Masalah perbatasan itu muncul karena desa itu merupakan desa tertinggal.
Marwan menyebutkan, masalah pertama
karena sembako. Mencari sembako di di perbatasan dekat Malaysia lebih mudah dan
murah.
Masalah kedua akibat tidak adanya
infrastruktur jalan di daerah itu. Tidak adanya infrastruktur membuat
masyarakat lebih memilih tinggal di perbatasan.
"Lewat sungai tidak ada air
karena lagi kemarau. Sementara jalan setapak hanya bisa dilalui sepeda motor
dan sulit mengangkut bahan sembako," kata Marwan saat berkunjung ke
Redaksi Beritasatu, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (17/11) malam.
Masalah ketiga, sambung Marwan,
karena masalah telekomunikasi. Di desa itu sulit mendapatkan jaringan
komunikasi.
"Ini sudah lama terjadi namun
baru muncul ke permukaan. Kementerian terkait sudah melakukan koordinasi untuk
segera mencari solusi yang terbaik untuk kita sebagai bangsa," katanya.
Selain anggaran dari kementerian,
sedang diupayakan CSR BUMN untuk membantu warga di perbatasan. Selain itu,
pemerintah akan membangun layanan publik terkoneksi online.
Marwan Jafar menegaskan pemerintah
telah selesai melakukan investigasi terkait klaim dari Malaysia atas tiga desa
yang ada di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara itu. Dia memastikan
bahwa tiga desa di Kalimantan Utara yang diklaim Malaysia merupakan bagian dari
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dia mengatakan, informasi kepindahan
warga negara Indonesia (WNI) di kecamatan itu yang pindah kewarganegaraan
Malaysia telah dikonfirmasi pada tokoh masyarakat setempat.
Warga dari 10 desa di Kecamatan
Lumbis Ogong yang berbatasan langsung dengan Negeri Sabah,
Malaysia, telah
pindah warga negara. Sepuluh desa tersebut yaitu Desa Simantipal, Sinapad,
Labang, Lagas, Panas, Tambalang, Langsasua, Ngawal, Tembaluhut dan Tembalujud.
(SP)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar