Selasa, 18 November 2014

Penyebab Sejumlah Warga di Nunukan Pindah ke Malaysia


Jakarta- WN,
 Menteri Pembangunan Desa dan Transmigrasi (PDT) Marwan Jafar menyebutkan tiga penyebab utama yang menjadikan sejumlah warga di 10 desa di Nunukan Kalimantan Bagian Utara (Kaltara) lebih memilih tinggal di negara tetangga Malaysia. Masalah perbatasan itu muncul karena desa itu merupakan desa tertinggal.
 
Marwan menyebutkan, masalah pertama karena sembako. Mencari sembako di di perbatasan dekat Malaysia lebih mudah dan murah.

Masalah kedua akibat tidak adanya infrastruktur jalan di daerah itu. Tidak adanya infrastruktur membuat masyarakat lebih memilih tinggal di perbatasan.

"Lewat sungai tidak ada air karena lagi kemarau. Sementara jalan setapak hanya bisa dilalui sepeda motor dan sulit mengangkut bahan sembako," kata Marwan saat berkunjung ke Redaksi Beritasatu, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (17/11) malam.

Masalah ketiga, sambung Marwan, karena masalah telekomunikasi. Di desa itu sulit mendapatkan jaringan komunikasi.

"Ini sudah lama terjadi namun baru muncul ke permukaan. Kementerian terkait sudah melakukan koordinasi untuk segera mencari solusi yang terbaik untuk kita sebagai bangsa," katanya.

Selain anggaran dari kementerian, sedang diupayakan CSR BUMN untuk membantu warga di perbatasan. Selain itu, pemerintah akan membangun layanan publik terkoneksi online.

Marwan Jafar menegaskan pemerintah telah selesai melakukan investigasi terkait klaim dari Malaysia atas tiga desa yang ada di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara itu. Dia memastikan bahwa tiga desa di Kalimantan Utara yang diklaim Malaysia merupakan bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dia mengatakan, informasi kepindahan warga negara Indonesia (WNI) di kecamatan itu yang pindah kewarganegaraan Malaysia telah dikonfirmasi pada tokoh masyarakat setempat.

Warga dari 10 desa di Kecamatan Lumbis Ogong yang berbatasan langsung dengan Negeri Sabah, 
Malaysia, telah pindah warga negara. Sepuluh desa tersebut yaitu Desa Simantipal, Sinapad, Labang, Lagas, Panas, Tambalang, Langsasua, Ngawal, Tembaluhut dan Tembalujud. (SP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar