Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengaku tidak mengkhawatirkan soal isu perombakan atau reshuffle kabinet yang akan dilakukan Presiden SBY. Saat ini Agus mengaku masih kerasan jadi Menteri Keuangan.
"Jadi kalau kerasan di Lapangan Banteng, kerasan ya harus kerasan," ujar Agus saat ditemui di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Jumat (30/9/2011).
Agus menegaskan kebijakan reshuffle ini merupakan wewenang Presiden. Dan jika kebijakan tersebut dilakukan presiden, maka dirinya akan menyambut baik.
Isu reshuffle ini menurut Agus tidak akan memberikan dampak berarti pada masyarakat. Karena masyarakat yakin Presiden telah mengkaji kebijakan reshuffle sebaik-baiknya.
"Kok rasanya, karena rencana reshuffle sudah diumumkan jauh hari sebelumnya, dan hal itu sedang dilakukan kajian oleh Pak Presiden dan kantor Pak Presiden, menurut saya tidak apa-apa," jelasnya.
"Tetapi tentu kuncinya adalah nanti kalau pada saat reshuffle itu dilakukan, apakah individu-individu yang nanti akan ditunjuk sebagai tim pembantu Presiden itu adalah yang kredibel dan profesional di bidangnya. Tapi kalau secara umum tidak ada yang mengkhawatirkan," pungkasnya.
Wah, Sekitar 10 BUMN Bakal
Jakarta : Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar mengatakan, setidaknya ada sekitar tujuh sampai 10 BUMN lagi yang akan disetujui untuk go public, selain PT Krakatau Steel dan Garuda Indonesia.
Pemerintah akan melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dari perusahaan-perusahaan milik negara tersebut dalam tahun 2011. "Yang akan datang sedang diseleksi sekitar 7-10 buah lagi BUMN yang akan di-IPO-kan," ungkap Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jumat (26/11/2010).
Mustafa membantah tudingan bahwa pemerintah ingin menjual perusahaan-perusahaan ini tanpa alasan. Menurutnya, pemerintah membutuhkan biaya untuk pembangunan di mana sekitar 80 persen dananya harus dipenuhi dari pihak swasta. "Lagipula, itu kecil sekali dibandingkan dengan 141 perusahaan BUMN yang kita punya," ungkapnya.
Mustafa mencontohkan keberhasilan PT Telkom Tbk dan Bank Mandiri yang maju pesat setelah go public. Mengenai perusahaan mana yang sedang dievaluasi, Mustafa enggan berkomentar. Namun, jika penilaian cukup baik, Mustafa mengatakan PT Pelindo dan PT Angkasa Pura bisa menjadi salah satu pilihan.
"Tetapi, kami sudah nge-list evaluasi untuk kita bawa ke rapat Menko Perekonomian sebagai Ketua Komite Privatisasi. Mungkin minggu depan, atau paling lambat dua minggu akan ada pertemuan untuk mengarahkan perusahaan-perusahaan mana yang layak go public lagi," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar